Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

samedi 30 janvier 2010

Memaknai Manusia Pemuda dan Kepemimpinan


Pemuda adalah manusia, dalam beberapa kebudayaan dan agama manusia dipandang sebagai makhluk mulia dengan tolok ukurnya bahwa manusia merupakan pusat tata surya. Pandangan ini didasarkan pada pandangan Plotomius bahwa bumi merupakan pusat tata surya. Seluruh benda langit bergerak mengitari bumi. Mengapa demikian? Karena disitulah makhluk mulia bernama manusia bercokol. Jadi,pandangan ini menjadikan kitaran benda-benda langit mengelilingi bumi sebagai tolok ukur kemuliaan manusia. Namun seiring dengan perkembangan dan kemajuan dunia sains, pandangan ini kemudian ditinggalkan dengan tidak menyisakan nilai mulia pada manusia. Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk mulia bahkan dianggap tak ada bedanya dengan adapun geraknya tak ada bedanya dengan mesin yang bergerak secara mekanistis, tak ada beda binatang manusia dengan materi, bahkan jiwa pun hanya dianggap penghasil energi layaknya batu bara. Lantas, bagaimana mungkin manusia menjadi sosok yang bisa memimpin jika dirinya hanya dikendalikan oleh jiwa kosong?

Pemuda adalah sosok dengan ego yang tidak stabil, fluktuasi yang tajam bisa saja terjadi dalam dirinya. Namun dalam dirinya bisa diarahkan agar kepentingannya bisa bermanfaat bagi orang lain. Ego atau kepentingan pribadi merupakan suatu kesatuan yang diletakkan oleh Tuhan dalam diri manusia sebagai pendorong. Kekuatan ini dapat mendorong manusia untuk berlaku diskriminatif, serakah maupun merusak. Tetapi dilain sisi hal tersebut juga mampu mendorong untuk ber-asa menjadi manusia seutuhnya secara mental dan spiritual.

Dari Mahatma Gandhi sampai ke Jack Welch, dari Marthin Luther King sampai Rudholph Giuliani, ada banyak gaya kepemimpinan yang sudah diterapkan. Secara harfiah, kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat ataupun jabatan seseorang. Mengutip dari Jendral Ronal Fogleman, US Air Force, “Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau jadi pemimpin, baik dari dirinya, sosial maupun negaranya.” Ketika seseorang menemukan visi-misi dalam hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya dan ketika keberadaanya mendorong perubahan dalam organisasinya, saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Seseorang yang memimpin suatu kelompok kerja pasti mempunyai gaya kepemimpinan yang condong pada suatu tujuan. Sadar ataupun tidak, gaya kepemimpinan antara satu dengan yang lain adalah beda.

Kenneth Blanchard dalam tulisannya menyebutkan, “Kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk mereka yang dilayani.” Dengan kata lain, inilah gaya kepemimpinan yang disebut dengan Servant Leadership. Suatu model kepemimpinan yang sangat dibutuhkan oleh indonesia saat ini. Dimana pemimpin seharusnya menjadi pelayan rakyat, bukan melulu menggerogoti hak rakyat untuk hidup lebih layak.

Seorang pemimpin harusnya paham dalam memaknai konsep abstrak keadilan, baik dalam hal sosial maupun ekonomi. Keadilan adalah suatu hal yang relatif, sudut pandang masing-masing orang akan berbeda ketika memaknai keadilan. Namun, peran pemimpin disini adalah mempersempit deviasi definisi keadilan itu sendiri. Bila keadilan diartikan sebagai terciptanya suatu kondisi seimbang dan sama yang proporsional maka pemecahan permasalahan keadilan sosial dan ekonomi hanya dapat teratasi dengan menemukan jawaban terhadap sebab-sebab terjadinya ketidakadilan itu sendiri serta bagaimana memperoleh model distribusi keadilan sehingga terhindar dari diskriminasi dan kutub-mengutub atau kasta dalam masyarakat.

Lalu, apakah korelasi sebenarnya antara Manusia Pemuda dan Kepemimpinan? Sudah sangat jelas, prinsip kepemimpinan (leadership) sudah seharusnya ditanamkan dan ditumbuhkan sejak dini dalam jiwa seorang pemuda. Dalam bukunya Misteri Insting manusia, Thomas L. Harrison menyebutkan bahwasanya manusia terlahir dengan membawa gen kesuksesannya masing-masing. Jelas sudah, setiap individu sebenarnya bisa sukses dalam artian sebenarnya, hanya saja bagaimana menuju kesana dengan cara yang benar dan tepat waktu yang menjadi tugas bagi masing-masing individu. Pemupukan gen sukses sangat direkomendasikan waktu usia individu masih muda, yang masih jauh dari kepentingan-kepentingan politik maupun tendensius terhadap suatu permasalahan.

Indonesia Butuh Pemimpin Revolusi Kesadaran

Negara-negara besar seperti RRC dan India dapat mempertahakan kelangsungan hidup negaranya agar tidak tercabik dan terkoyak-koyak oleh peranan Negara-negara maju yang modern maka mereka selalu memanfaatkan tenaga-tenaga negarawan mereka untuk tetap selalu ikut aktif dalam membina dan mengarahkan para yunior di Pemerintahan. Karena itu bagi senior kenegarawannan yang masih sehat selalu didudukkan dalam dewan penasehat pemerintah seperti perumpamaan Indonesia didudukkan dalam Dewan Pertimbangan Agung.

Tenaga seperti Ruslan Abdul Gani, Ali Sadikin ,DR Delianoor dan lain-lain semasa hidupnya tidak pernah berhenti memperhatikan jalannya pemerintah agar jangan terkecoh dari tipu muslihat atau mafia asing. Mengapa Pemerintahan dalam era SBY Dewan Pertimbangan Agung dibubarkan ? Pada waktu itu pernah salah seorang senior di Pemerintahan mengatakan hati-hati ini permainan asing (Kapitalis dan Komunis) sudah masuk dalam elite pemerintahan untuk membuat scenario membubarkan NKRI menjadi 8 negara karena mereka ingin menguasai sumber daya alam Indonesia yang masih berperanan sebagai 30% pemasok bahan baku bagi Negara-negara maju.

Dalam era Krisis Globalisasi sekarang ini mengingatkan kita atas 10 negara-negara Amerika Latin termasuk Iran yang memboikot bahan bakunya masuk kenegara-negara maju maka dalam lima tahun ini mereka bertahan tetapi mereka didongkel terus-menerus dari negara maju agar pimpinan yang anti asing itu harus turun. Contoh Ahmaddinejad dari Iran yang terus dirongrong oleh lawannya.Apabila 10 negara Amerika latin dan sekutunya bisa bertahan maka pastilah semua Negara maju mengalihkan pandangannya untuk harapan hidup satu-satunya adalah INDONESIA berarti Indonesia sumber alamnya akan dikuras habis-habisan agar dapat untuk mempertahankan kelangsungan hidup Negara maju.

Disinilah kita merindukan keberadaan para senior di Dewan Pertimbangan Agung untuk menasehatkan Presiden dan jajaran Kabinetnya serta pemerintahan daerah yang sudah otonom agar jangan sekali-kali terperdaya dari rayuan gombal Negara-negara maju . Dan saat ini pula kita rindu akan kehadiran BUNG KARNO sebagai Presiden untuk berani menantang Negara-negara maju, mana dadamu ini dadaku. Jadi posisi Presiden siapapun yang terpilih jangan sekali-kali menempatkan diri dalam posisi abu-abu . Itu berarti kompromi dengan pihak musuh. Lawan itu bukan hanya extreem kanan Amerika tetapi juga extreem kiri Cina yang diperankan oleh hoakiau cina perantauan yaitu konglomerat nonpri.Kedua extreme kanan dan kiri tersebut menghembuskan di Indonesia ada Islam fundamental (extreme) dan diadu dengan ekstrem agama lain seperti gerakan kristenisasi. Adu domba Ras baik agama dan etnis ini perlu kehadiran masing-masing senior sesepuh agar kembali ke Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Sebagai contoh dalam era pemerintahan SBY selama lima tahun tidak seorangpun dari etnis Tinghoa atau konglomerat nonpri yang disidangkan padahal rakyat semua tahu korupsi mereka adalah maha besar didunia dan seluruh dunia tahu diperkirakan mencapai Rp.5000 triliun Dan sebagian besar uang itu diinvestasikan diluar negeri sehingga rakyat Indonesia miskin dan negaranyapun jadi miskin. Malah pemerintahan SBY dapat pujian didunia sebagai pemerintahan yang terbaik karena berhasil melaksanakan banyak kasus penangkapan pejabat Pemerintah dan DPR diseluruh Indonesia khususnya pribumi. Katanya pengadilan itu untuk meneggakan kebenaran dan keadilan. Semua rakyat tahu akan kejadian ini dan tidak bisa ditutupi. Karena itu kami sebagai Pemimpin Revolusi Kesadaran mari bergabung menyadarkan rekan-rekan Anda yang sesat untuk tidak meneruskan lagi dan mencari solusinya. Karena di RRC sendiri kami katakan bagi kelompok yang tidak beragama dan korupsi ini dibunuh untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman. Tembok Cina dibangun untuk pemisah kelompok yang beriman atau percaya Tuhan dengan kelompok tidak percaya Tuhan agar jangan saling bunuh membunuh.

Mengapa ketidakbenaran dan ketidakadilan tersebut masih bisa terjadi dalam abad modern dan yang maju ini? Inilah yang dikatakan proses pencucian otak . Semula pada waktu abad ke-19 menjelang abad 20 banyak Negara-negara Timur seperti Jepang dan lain-lain mengirim pelajarnya keluar negeri untuk belajar technology dan manajemen. Ternyata Negara maju itu tidak mau disaingi maka mereka itu dicuci otaknya agar mau menjadi perpanjangan Negara maju. Berbeda dengan Negara Jepang mereka yang pulang tidak langsung diterima tetapi cuci otaknya dipulihkan kembali agar nasionalitas tetap jadi tumpuan maka Jepang selamat maju sebaliknya Indonesia.